Translate

Friday, January 1, 2016

Ceritera Masa Kecil

Keleng dan Onong

Keleng dan Onong adalah anak kelas 6 Sekolah Dasar. Mereka sudah berteman sekitar sembilan tahun yang lalu sejak pertama masuk di sekolah ini. Setiap harinya mereka belajar  dan bermain bersama. Pada suatu hari, Onong tampak sedih, dia duduk mrenung menyendiri di halman sekolah. Melihat sahabatnya seperti itu Keleng segera menghampiri.
Keleng : Woe, kliatannya susah amat, da apa sob...?
Onong : aku bingung, kenapa sih Pak Guru tiep kali ngajukan pertanyaan slalu aku yang ditunjuk, padahal anak-anak yang laen pda acungkan tangan...
Keleng : Ooh itu masalahnya, gini sob...sebenarnya Pak Guru sudah tau yang acungkan tangan sudah pasti bisa menjawab, karna itu Pak Guru sengaja milih anak yang kelihatannya loyo, males, ato sering sembunyi di bawah meja. Makanya kalo tidak mau di suruh menjawab, yea angkat tangan saja seperti aku!
Onong : Oow jadi begitu yea. baiklah bsok kalo Pak Guru bertanya lagi aku acungkan tangan dah!
Keleg  : Gitu dong, baru namanya anak pinter!
Setelah itu, Onong dan keleng dengan riang ikut brmain bersama teman-temannya seperti sedianya.
Keeokan harinya, seperti biasa setelah memberi penjelasan materi pelajaran Pak Guru bertanya kepada muridnya tentang materi yang tadi. Onong yang sejak tadi menahan diri dengan sigap menyambut pertanyaan Pak Guru. Dia mengangkat tangan tinggi-tinggi, bahkan dia keluar dari bangku dan maju beberapa langkah ke depan, ''saya pak guru...saya pak guru...saya saja yang menjawab!''.
Bukan hanya murid yang lain, Pak Guru pun merasa heran juga, baru pertama kali si Onong anak sebego itu siap menjawab pertanyaan. Tapi secara diam Pak Guru merasa senang juga, akhirnya dia berhasil menddik anak setolol Onong.
Dengan tersenyum bangga Pak Guru mengiyakan si Onong. ''baiklah... kamu yang jawab Onong!''. Bagai disambar petir, Onong terlonjak setengah mati, dia melongo, tesenyum malu sambil menggaruk kepala, tanpa bisa berkata-kata lagi, akhirnya dia menangis di tempat.
Yeah, menyaksikan smua itu Pak Guru juga mlongo, tersenyum menahan tawa sambil mgglengkan kepala, akhirnya berkata juga,
"Dasar anak dungu, bisa-bisanya ngelabuin aku!" 

No comments:

Post a Comment