Translate

Saturday, September 10, 2016

PERTIKAIAN TENGAH MALAM

Pemburu yang balik diburu...
Seperti malam-malam sebelumnya, keributan diluar benar-benar membuatku jengkel. “Dasar anjing…bikin kerjaan saja!” gumamku. Kalau sudah begini mau tak mau aku harus turun tangan bangun dan mengusir mereka semua. Hal seperti ini membuatku geram karna hampir setiap malam seperti itu.  Aku heran juga kenapa selalu membuat onar di gank samping rumah padahal setiap kali mereka tawuran setiap kali itu juga aku lempari.

Kali ini kesabaranku sudah tak terbendung lagi, dengan segenap kejengkelan aku beranjak keluar rumah dan segera mencari sesuatu sebagai senjata. Tapi sial, stok batu, kayu dan benda lain yang biasa aku gunakan sudah habis terpakai pada malam-malam sebelumnya. Tak ada senjata sandal pun jadi. Dengan segera aku mengintai kerusuhan dengan bersenjatakan sebelah sandal. Seokor Anjing betina menjadi rebutan tujuh anjing jantan. Dengan berhati-hati aku mencari posisi yang tepat, namun belum beberapa langkah aku terhenti karna tampak seekor anjing masuk dengan melompati salah satu pagar halaman. Kejengkelanku bertambah, hatiku semakin panas. Tanpa fikir lagi aku menguber anjing itu dengan mengayun sandal. Tapi, Uppss…belum beberapa langkah aku terhenti lagi karna sekitar 7 meter didepanku lima anjing terjebak di pojok halaman dan dengan geram penuh dendam siap berbalik menyerang. Saat itu juga beberapa diantara mereka mulai megejarku, Emangnya aku takut? ya tentu saja aku balek kabur. Secepat itu aku berlari dan manjat pohon di dekatku sambil mengumpat dan menggerutu. Mereka menggonggong dan tak lama berebut keluar halaman. “Sialan…dasar anjing sialan! Kali ini bukan hanya berhasil kabur, tapi juga berhasil balek menyerangku”. Benar-benar  memalukan, tapi syukur tak ada saksi mata saat itu. 


Esoknya dipagi hari yang cerah, sebatang rokok dan secangkir kopi hangat setidaknya membuatku lebih nyaman. Senyum dan tegur sapa beberapa tetangga menambah kehangatan sinar pagi. Tak ketinggalan Paman Does menghampiri dengan senyum khasnya, namun di pagi ini senyum itu lambat laun terasa aneh dan berubah menjadi tawa yang meledek. “Hahaha hehe…ngapain tengah malem manjat pohon mangga…hehe…??

No comments:

Post a Comment